revenue

ads

Filled Under: ,

Jentera Bianglala

Jentera Bianglala
oleh Ahmad Tohari
Ketika Dukuh Paruk menjadi karang abang lemah ireng pada awal tahun 1966 hampir semua dari kedua puluh tiga rumah disana menjadi abu. Waktu itu banyak orang mengira kiamat bagi pedukuhan kecil itu telah tiba. Siapa yang masih ingin bertahan hidup harus meninggalkan Dukuh Paruk. Karena hampir segala harta-benda, padi, dan gaplek musnah terbakar, bahkan juga kambing dan ayam. Lalu siapa yang tetap tinggal di atas tumpukan abu dan arang itu boleh memilih cara kematian masing-masing; melalui busung-lapar atau melalui keracunan ubi gadung atau singkong beracun.